Rahasia Meraih Sukses di Usia Muda
Rahasia Meraih Sukses di Usia Muda - Meraih sebuah kesuksesan merupakan keinginan dan harapan setiap orang. Tidak ada seseorang pun yang tidak ingin sukses, apalagi meraih sukses di usia mudanya. Kesuksesan dalam menggapai impian dan cita-cita tentuya membutuhkan perjuangan dan kerja keras yang optimal dalam mewujudkan impian yang telah ia gantungkan setinggi langit. Cita-cita dan impian tidak hanya dalam angan-angan belaka, tetapi perlu bagi kita untuk dapat membuat perencanaan yang mantap dan tindakan konkrit untuk menggapainya.
Kesuksesan tentunya dimulai dari sebuah angan-angan dan impian. Namun, angan-angan dan impian itu akan dapat terwujud menjadi sebuah kenyataan jika hal tersebut dapat di arahkan secara benar dan tepat. Perlunya bagi kita menghadirkan impian yang selaras dengan tindakan yang dapat menghasilkan impian yang nyata. Oleh karena itu, semua orang pada dasarnya bisa meraih kesuksesan di usia mudanya. Sebab, anak muda memiliki visi dan misi sebagai agen revolusioner dalam melakukan perubahan yang besar pada dirinya dan bangsanya. Bagaimana caranya untuk meraih sukses di usia muda? Tentunya ada beberapa rahasia untuk meraih kesuksesan di usia muda yaitu diawali dengan keberanian untuk bermimpi dan mewujudkan mimpi itu menjadi kenyataan.
A. Berani Bermimpi
Mewujudkan suatu harapan, cita-cita, dan kesuksesan tentunya membutuhkan suautu keberanian untuk melukiskan impian. Keberanian bermimpi menjadikan impian itu sebagai pemicu semangat untuk dapat bekerja keras, bekerja cerdas, dan bekerja ikhlas dalam meraih apa yang dicita-citakan, yakni meraih kesuksesan. Tentu untuk meraih sebuah kesuksesan tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan, melainkan perlu adanya niat dan pantang menyerah untuk mencapai kesuksesan itu.
Manusia harus mempunyai mimpi dalam hidupnya, karena melalui impian tersebut manusia mampu menggerakkan energi terpendam yang ada dalam dirinya. Impian bisa membuat manusia bangkit dari keterpurukannya. Impian mampu membuat manusia melakukan hal-hal yang sangat luar biasa yang tidak bisa dicapai oleh manusia biasa. Dunia ini tumbuh dan berkembang berkat impian manusia. Peradaban manusia semakin maju dan teknologi berkembang semakin canggih merupakan hasil impian orang-orang besar.
Francis Ford Coppola mengatakan, “Its was the man’s dream, and his inspiring attempt to make them come true that remain important.” Kemajuan kehidupan saat ini merupakan hasil impian generasi pendahulu kita. Impian yang besar mempunyai kekuatan yang besar pula. Orang-orang berhasil mencatat nama dalam sejarah rata-rata mempunyai ciri khas, yaitu mampu memperbarui impian mereka.
B. Man Jadda Wajada
Pribahasa populer yang berasal dari negeri padang pasir, “Man Jadda Wajada” mengandung makna “Siapa yang bersungguh-sungguh maka dia pasti berhasil”. Kalimat ini sangat menarik dan mengandung filosofi yang sangat dalam. Memang, keberhasilan tidak diraih hanya dengan bermalas-malasan atau pasrah pada nasib saja, melainkan kita harus mau berusaha secara maksimal atau bersungguh-sugguh. Sesuatu yang dilakukan secara serius dan dilaksanakan dengan sepenuh hati, insya Allah akan membuahkan hasil yang maksimal pula.
Kalimat man jadda wajada sangat sejalan dengan sifat Allah Swt., Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang kepada umat-Nya yang member rezeki berupa kesuksesan kepada semua makhluk, tanpa memedulikan apakah mereka orang beriman atau kafir dan apakah mereka ahli taat atau ahli maksiat. Kita bisa mengambil contoh Bill Gates, penemu dan pemilik Microsft. Sosok multijutawan ini, meskipun nonmuslim, namun karena sungguh-sungguh di bidang komputer sehingga menjadi orang sukses dan kaya raya. Atau kita juga bisa melihat contoh lain yaitu Hugh Hefner pendiri majalah p0rno Playboy, artis yang tidak seronok Madona, Jk Rowling sang pengarang Harry Potter, Oprah Winfrey si pembawa acara terkenal dan masih banyak lagi yang lainnya.
Mereka semua sukses karena semuanya profesional dan sungguh-sungguh dalam bekerja sehingga menguasai bidangnya masing-masing.
Dari Indonesia kita bisa melihat beberapa figur orang sukses dan memiliki nama besar seperti Inul Daratista yang sukses dengan goyang ngebornya, Trio Macan dengan tarian erotisnya, Tukul Arwana dengan mulutnya yang mancung, Ustaz Yusuf Mansur dengan konsep sedekahnya, Jefri Al-Bukhori mantan artis yang tobat menjadi da’i, dan lain-lain. Mereka juga merupakan sebagian kecil dari orang-orang sukses karena bekerja secara sungguh-sungguh sehingga menjadi profesional di bidangnya masing-masing.
Ternyata semua bisa sukses tanpa memandang apakah usaha yang dilakukan mereka sesuai dengan syariat Islam atau tidak. Di sini berlaku hukum alam atau sunnatullah, bahwa siapa pun yang berusaha maksimal maka ia akan menuai hasilnya. Halal dan haram bergantung pilihan manusianya. Pilihan ini mengandung resiko masing-masing yang sudah ada ketentuannya dari Allah Swt.
Sekarang, coba kita berfikir. Orang nonmuslim saja bisa sukses kalau mau bekerja dan berusaha secara sungguh-sungguh, seharusnya kita sebagai umat muslim bisa lebih sukses dari mereka. Namun, perbedaannya, kita tidak bisa melakukan itu semua tanpa melalui sebuah filter atau rambu-rambu yaitu aturan sesuai dengan ketentuan Islam. Sebagai umat Islam kita harus melakukan usaha yang halal. Usaha orang yang beriman itu orientasinya meleset jauh ke depan, bukan hanya untuk kesuksesan di dunia melainkan juga sukses sampai di akhirat kelak. Jadi ikhtiar atau usahanya harus jauh lebih maksimal daripada orang-orang nonmuslim tersebut.
Kalimat man jadda wajada sesungguhnya merupakan doa, sehingga lebih sering diucapkan tentu akan lebih baik dan akan melahirkan energi positif kepada orang yang mengucapkannya. Kalau kita perhatikan, banyak sekali ucapan sehari-hari yang sering kali kita ucapan secara lisan sesungguhnya mengandung mantra atau doa yang apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh akan berbuah hasil. Misalnya, ketika orang mengucapkan “Good Morning!” kepada kita. Orang tersebut sesungguhnya memanjatkan doa agar kita selamat, sehat, dan sukses sepanjang pagi, karena kata tersebut merupakan singkatan dari “May you have a good morning”. Demikian juga dengan “Good bye” yang merupakan singkatan dari “May God bless you”. “Assalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakaatuh” juga merupakan kalimat sapaan umat muslim yang bermakna doa agar kita selamat, sehat, dan memperoleh perlindungan Allah atas segala mara bahaya dan bencana. Beberapa kata dan kalimat di atas tentunya merupakan doa, bukan?
Mungkin energi yang dijalarkan man jadda wajada sama dengan kalimat we keep on fighting till the end yang dikumandangkan almarhum Freddy Mercury dari kelompok Queen dalam lagunya “We are the Champion” yang selalu terdengar pada pesta-pesta olahraga besar dunia. Energi yang diharapkan memacu jiwa raga bersungguh-sungguh dalam berkarya.
C. Manajemen Waktu
Waktu tidak akan pernah berhenti atau pun kembali. Waktu memiliki keunikan tersendiri, terus bergerak maju dan tidak pernah mundur sedetik pun. Waktu tidak bisa diulang dan akan selalu meninggalkan setiap orang yang melalaikannya. Waktu akan selalu meninggalkan mereka yang tidak mengelolanya dengan baik dan cerdas untuk kehidupannya.
Orang yang keluar sebagai pemenang (sukses) adalah orang yang bisa mensyukuri nikmat waktu yang telah diberikan Allah Swt., dengan memanfaatkannya untuk hal-hal yang baik demi kemuliaan hidupnya. Sebaliknya, orang yang kalah atau gagal adalah orang yang tidak bisa menggunakan waktunya dengan baik, dan hanya menggunakannya untuk hal-hal yang tidak berguna.
Kita harus ingat bahwa hidup di dunia ini hanya sementara dan singkat. Coba kita melihat ke belakang sejenak, seperti baru kemarin kita berusia remaja, melewati masa-masa remaja yang indah berseragam putih abu-abu dengan sejuta duka cita dan kebahagiaan di sekolah, tetapi sekarang kita sudah menjadi orang dewasa, bahkan mungkin menjelang tua. Oleh karena itu, jangan pernah menunda-nunda memanfaatkan waktu untuk kebaikan. Kita tidak akan pernah tahu berapa lagi sisa usia yang kita miliki. Kita tidak akan pernah tahu mengenai hari esok. Akan rugi bagi siapa saja yang tidak bisa memanfatkan waktu dengan baik.
Keberuntungan dan kerugian seseorang sesungguhnya dapat dinilai dari bagaimana darinya memanfaatkan waktu dihidupnya yang begitu singkat ini. Orang yang bisa memanfaatkan waktu yang amat singkat dengan memperbanyak kebaikan untuk bekal kehidupan, dia akan menjadi orang beruntung. Lalu, sudahkah kita memanfaatkan waktu yang kita miliki sebaik-baiknya? Sudahkah kita menggunakan waktu kita untuk meraih kehidupan dunia dan kehidupan akhirat kita dengan seimbang?
Kesuksesan akan diraih ketika ia dapat menaklukkan waktu, begitu banyak orang yang merasa dirinya supersibuk. Bekerja keras siang dan malam tanpa memperdulikan hak tubuhnya untuk beristirahat. Baginya waktu adalah uang (Time is Money). Dipihak lain tidak sedikit juga orang yang menghambur-hamburkan waktunya untuk berfoya-foya dan bersenang-senang. Mereka merasa masa usia muda adalah waktu untuk hura-hura, masa tua menjadi kaya raya, dan ketika mati akan masuk surga. Tentunya hal ini merupakan pandangan yang keliru, dan pandangan mereka ini akan berubah ketika mereka dapat memahami makna sebuah sya’ir Arab yang menggambarkan karakter sang waktu, “Waktu laksana pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya maka ia akan menebasmu.”
Waktu adalah salah satu dimensi dalam hidup manusia. Karakter waktu senantiasa berpacu secara cepat, tanpa terasa dan tidak bisa dihentikan. Oleh sebab itu, mengapa bangsa Arab mengiaskan cepatnya bergulirnya waktu dengan kilatan pedang menyambar. Begitu banyak orang yang ingin menciptakan mesin waktu, agar mereka dapat kembali ke masa lalunya dan memperbaiki kesalahannya di masa silam. Akan tetapi, hal itu amatlah mustahil terjadi. Sebab, Allah Swt sendiri tidak memperkenankan ketika di akhirat nanti umatnya meminta untuk kembali ke alam dunia untuk dapat memperbaiki kesalahannya di dunia. Penyesalan tinggallah penyesalan. Waktu tetap tidak akan pernah berhenti atau pun kembali.
Sebuah hadis dari Abdullah bin ‘Abbas Ra, bahwa nabi Muhammad Saw., bersabda kepada seseorang ketika menasehatinya, “Manfaatkanlah lima kesempatan sebelum datang lima (kesempitan); 1) masa mudamu sebelum masa tuamu, 2) masa sehatmu sebelum masa sakitmu, 3) kecukupanmu sebelum kesempitanmu, 4) waktu luangmu sebelum waktu sibukmu, 5) masa hidupmu sebelum kematianmu.” (HR. Al-Hakim)
D. Belajar, Belajar, dan Belajar
Selagi manusia masih hidup, belajar dan terus belajar merupakan suatu kewajiban baginya. Bahkan belajar harus sepanjang hayat, tidak pernah merasa puas akan ilmu pengetahuan yang telah ia dapatkan. Belajar merupakan sebuah proses pendewasaan diri, membawa kepada derajat yang tinggi di sisi Allah Swt., dan di mata manusia. Belajar merupakan sebuah proses dari upaya membaca. Dengan membaca kita akan mengetahui apa yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Bahkan ada pepatah mengatakan, “Membaca adalah Jendela dunia”. Mengapa membaca adalah jendela dunia? Dengan membaca kita akan melakukan suatu proses pembelajaran dan pengajaran tentang apa yang kita ketahui, misalnya, kita membaca peta Amerika serikat, secara tidak langsung, walaupun kita tidak pernah ke sana, tapi kita dapat mengetahui di mana letak negara Amerika Serikat dan unsur tata kota di sekitar Amerika Serikat tersebut.
Belajar tidak hanya dengan kita rajin membaca sejuta buku, melainkan di sisi lain kita bisa belajar dari pengalaman orang-orang yang sukses di sekitar kita, belajar melalui alam sekitar, dan menjadikan sejuta inspirasi untuk dapat mengambil hal positif darinya sebagai pemacu motivasi terhadap bakat yang terpendam di dalam diri kita. Semua orang memiliki bakat dan kapasitas masing-masing, bakat tersebut dapat terukur ketika kita bisa menemukan siapa diri kita dan apa yang harus kita lakukan untuk menggapai impian kita.
Belajar, belajar, dan terus belajar merupakan perintah Allah Swt., kepada seluruh umat manusia. Bahkan Allah banyak menyuruh manusia untuk belajar dengan alam dan ciptaannya yang lain, seperti belajarlah dari hewan seperti, tawon, semut, burung, dan tumbuh-tumbuhan yang dapat kita jadikan bahan kajian ilmu pengetahuan. Belajar sepanjang hayat merupakan hak setiap orang, karena terangkatnya derajat seseorang tidak lain dikarenakan ilmu pengetahuan yang ia miliki dan dibarengi dengan keimanannya kepada Allah Swt.
Dalam hal ini, Allah Swt. telah menegaskan di dalam firman-Nya, “…Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang memiliki ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)
Tentunya hal ini dapat menjadi suatu pelajaran berarti bagi kita, kesuksesan seseorang itu tergantung dari sejauh mana upaya dan kerja kerasnya dalam belajar. Misalnya, Thomas Alva Edison adalah seorang anak yang sangat bodoh dan tuli di antara teman-temannya ketika sekolah. Bahkan ia sering diejek dan diperolokkan oleh temannya. Setelah ibunya mengetahui akan hal itu, ibunya memberhentikannya dari sekolah, dan memilih mengajarkan anaknya di rumah.
Semenjak itu, Thomas banyak membaca buku, dan buku yang dibacanya adalah buku-buku orang dewasa dan pencetus sebuah teori keilmuan. Thomas mulai melakukan berbagai eksperimen, dan selalu menuai kegagalan. Tapi, itu tidak membuatnya putus asa, ia terus berusaha dan belajar dengan giat untuk dapat menciptakan sesuatu yang dapat bermanfaat bagi orang banyak. Dan akhirnya, ia mampu untuk menciptakan sebuah bola lampu pijar untuk menerangi rumah-rumah di New York.
Karya Thomas Alva Edison hingga sekarang masih digunakan oleh seluruh manusia di muka bumi ini, dan manfaatnya masih kita rasakan hingga sekarang, meskipun sang tokoh penemu bola lampu pijar ini telah tiada. Alangkah beruntungnya kita yang telah menikmati hasil jerih payahnya. Akan tetapi, ia bukanlah seorang muslim.
Bagaimana dengan kita, sudahkah kita mampu menciptakan sebuah karya yang luar biasa dan dapat bermanfaat bagi orang banyak? Tanyakan pada hati kecil kita, apa yang bisa kita berikan untuk bangsa ini, bukan malah sebaliknya menghitung-hitung seberapa banyak yang telah kita berikan kepada bangsa ini.
E. Jangan Lupakan Ibadah
Melakukan usaha dalam upaya untuk meraih kesuksesan tidaklah sempurna jika kita tidak melakukan ibadah kepada Allah Swt., sebagai rasa syukur akan kesuksesan yang telah kita raih. Selain berusaha maka sepantasnya kita bertawakkal kepada Allah Swt., menyerahkan sepenuhnya atas usaha yang telah kita lakukan dalam menjalankan ibadah kepada-Nya. Berusaha tanpa disertai doa hanyalah sia-sia, dan doa tanpa usaha tidak akan berarti apa-apa, semuanya harus dapat berjalan seimbang.
Ibadah kepada Allah Swt., dalam artian ini adalah dalam setiap aktivitas senantiasa kita niatkan ibadah kepada Allah Swt. Segala sesuatu yang kita lakukan adalah ibadah jika niatnya benar untuk meraih ridha-Nya. Bekerja, belajar, membantu orangtua, saudara, dan tetangga, fakir miskin, semua adalah ibadah, tergantung kepada niat kita.
Ketika kita telah melakukan usaha dengan sungguh-sungguh, baik dalam bekerja seperti berdagang, bisnis, menjadi seorang pelajar, sebagai bekal untuk menjadi orang yang sukses kelak dengan menuntut ilmu tanpa henti-hentinya, akan terasa lengkap ketika kita bisa melaksanakan ibadah, baik shalat lima waktu, berpuasa, zakat, infak, dan shadaqah, bahkan berhaji kebaitullah, semuanya akan bernilai ibadah jika kita dapat mensyukurinya.
Ketika sukses telah kita raih maka jangan lupakan ibadah, sebab kesuksesan yang telah kita raih, bukanlah semata-mata atas jerih payah kita, melainkan dalam setiap usaha itu ada “campur tangan” dari Allah Swt. Jika bukan atas kehendak-Nya tentunya kesuksesan yang kita raih tidak akan bernilai apa-apa, melainkan hidup tidak akan menjadi berkah tetapi menjadi sengsara dan malah melarat akibat kufur akan nikmat Allah.
Ibadah amatlah luas kandungan maknanya, tergantung dari mana kita memandang setiap aktivitas kita, apakah untuk ibadah mencari ridha Allah ataukah untuk pamer (riya) kepada orang lain. Ketika ibadah telah menjadi bagian dari hidup kita dan bahkan sudah menjadi kebutuhan hidup, maka kunci menuju kesuksesan hidup akan terbuka lebar untuk kita. Sehingga apa yang kita inginkan insya Allah akan dapat terwujud dan akan indah pada waktunya.
Ibadah merupakan perwujudan dari hakikat doa. Doa memiliki keutamaan dalam Islam dan pangkal dari segala urusan. Tujuan diciptakannya manusia di dunia tiada lain, kecuali untuk beribadah kepada Allah Swt. “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Zariyat: 56)
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi Anda yang ingin meraih kesuksesan sejak usia muda. Dan semoga juga dapat menjadi bahan referensi Anda untuk dapat shere atau berbagi rahasia sukses ini guna menjadi amal jariyah buat Anda demi terselenggarannya kemanfaatan bagi sesama. Aamiin.
0 Response to "Rahasia Meraih Sukses di Usia Muda"
Posting Komentar
Jika ada pertanyaan/masukan, silakan tulis di kolom komentar.
Klik centang "beri tahu saya" untuk mendapatkan notifikasi balasan.
Terima kasih!