7 Tokoh Agama Berpengaruh di Kalimantan Utara
7 Tokoh Agama Berpengaruh di Kalimantan Utara. Hallo sobat Pagunpost.com, sudah lama tidak bersua. Tentunya masih selalu menyimak info yang kami sajikan bukan? Kali ini Pagunpost.com akan memberikan sajian hangat, terpercaya, dan tentunya kali pertama di angkat di dunia maya, dan pastinya akan membuat heboh para Netizen. Kita pasti tahu, setiap daerah tentunya memiliki penyiar agama. Dan kali ini Pagunpost.com akan menginformasikan tentang 7 Tokoh Agama Berpengaruh di Kalimantan Utara.
1. Alawy bin Syekh Alkaff Qatmyr (1837-1942)
Alawy bin Syekh Alkaff Qatmyr merupakan keturunan langsung dari Baginda Rasulullah Saw. Beliau adalah keturunan dari seorang ulama besar yakni Syekh bin Alwy Alkaff. Alawy bin Syekh Alkaff merupakan seorang ulama yang berasal dari Kota Tarim, Yaman. Dari Kota Tarim, Yaman beliau berangkat menuju Indonesia untuk menyebarkan syiar agama tepatnya di Kota Palembang. Pada saat ia berdakwah tentunya tidak sedikit perlawanan dan kecaman datang silih berganti, baik dari kalangan masyarakat hingga pada masa periode masuknya pihak Belanda ke Indonesia. Namun, Usahanya untuk dapat menyiarkan Islam tetap terpatri di jiwanya. Setelah itu, beliau kemudian Hijrah menuju wilayah Indonesia bagian utara, yakni Kalimantan Utara. Beliau melanjutkan syiarnya di daerah Kabupaten (sekarang) Tana Tidung. Kitab-kitab beliau amatlah banyak, namun, kitab beliau tidak tahu ke mana rimbanya. Bahkan, menurut kesaksian masyarakat dan murid-muridnya semasih hidup, beliau merupakan seorang ulama yang disegani dan ditakuti oleh para pihak Belanda pada masa itu. Di Kabupaten Tana Tidung-lah misi terakhirnya dalam menyebarkan syiar agama hingga beliau menutup mata dan wafat di sana.
Baca juga: Tips Agar Shalat Bisa Khusyuk
2. Muhammad bin Abdullah bin Alwy Al-Marzaq (1756-1796)
Muhammad bin Abdullah bin Alwy Al-Marzaq adalah sosok seorang ulama yang alim dan bijaksana. Ia lahir pada tahun 1668 M di Kutai Kartanegara Kalimantan Timur (periode Kerajaan Kutai Kartanegara). Ayahnya Abdullah bin Alwy Al-Marzaq adalah seorang ulama yang mashur. Bahkan pada zaman dinasti Kerajaan Kutai Kartanegara ia diangkat sebagai penasehat kerajaan. Ibunya merupakan seorang adik dari Bangsawan Lamohang Daeng Mangkona (Kerajaan Bugis). Muhammad bin Abdullah bin Alwy Al-Marzaq memiliki misi syiar ke wilayah Kalimantan Timur bagian utara (Kalimantan Utara sekarang). Ia berdakwah di Kota Tarakan Kalimantan Utara. Ketika beliau berdakwah, tentunya mendapati perlawanan keras dari masyarakat yang tidak mau adanya agama. Namun, beliau berupaya keras untuk dapat menanamkan kalimat tauhid di hati setiap insan di bumi paguntaka. Dan akhirnya sedikit-demi sedikit masyarakat memegang teguh agama Islam. Namun, tidak lepas dari itu, perlawanan dari para elit Belanda juga datang silih berganti padanya. Ia tetap berpendirian teguh untuk dapat menyebarkan syiar Islam hingga akhirnya ia menutup mata dan wafat di Kota Tarakan, tepatnya di samping Rumah Adat Tidung di Telaga Indor Kota Tarakan.
3. Sultan Amiril Mukminin (1731-1777)
Sultan Amiril Mukminin adalah seorang pemuka agama yang berasal dari keturunan bangsawan kesultanan Bulungan. Beliau adalah sosok yang dikenal sebagai seorang yang cerdas, arif dan bijaksana dalam menetapkan keputusan. Tidak ada yang tidak mengenal sosok Sultan Amiril Mukminin. Pada masanya, ia berhasil mendirikan sekolah Islam sebagai wadah belajar dan menuntut ilmu bagi kerabat kerajaan dan rakyatnya. Untuk dapat menjalankan pendidikan pada masa itu, ia mengambil para pengajar dari kalangan ulama Arab yang sempat singgah dalam urusan dagang. Proses pembelajaran berlangsung di langgar atau mushola yang ia dirikan. Proses pembelajaran berjalan efektif dan efesien meskipun terdapat beberapa kendala, ia pun terdaftar sebagai seorang pengajar di sekolah yang ia bangun. Namun upayanya dalam menciptakan pendidikan dapat dibilang berhasil. Sultan Amiril Mukminin sangat dicintai oleh rakyatnya. Kecintaan rakyatnya dapat terlihat dengan antusias mereka dalam mengikuti segala perintah yang ia jalankan. Namun, masa keemasan Sultan Amiril Mukminin tidak berlangsung lama, ia pun meninggal pada tahun 1777 M, dan Takhta Kepemimpinan pun diambil alih oleh putranya yang bernama Aji Ali yang bergelar Sultan Alimuddin.
4. Sultan Maulana Muhammad Kasimuddin (1901-1925)
Sultan Maulana Muhammad Kasimuddin juga merupakan sosok yang sangat dikenang oleh rakyatnya. Pada masa pemerintahan Sultan Maulana Muhammad Kasimuddin daerah Bulungan semakin berkembang karena adanya penerimaan royalty tambang minyak di Kota Tarakan, dimana pada saat yang sama Raja Tarakan Datu Adil sedang berada di Manado melangsungkan masa tahanan. Sultan Kasimuddin begitulah sapaan akrab rakyanya padanya. Agar kehidupan rakyatnya semakin maju, ia pun membangun sebuah lembaga pendidikan dan pengajaran dari sebuah mushola yang ia dirikan. Proses pembelajaran pun berlangsung khidmat. Dimana mushola tidak hanya sebagai tempat ibadah namun juga sebagai wadah untuk menuntut ilmu. Kebijaksanaan dan kebaikan Sultan Muhammad Kasimuddin membekas di hati rakyatnya. Namun, masa kepemimpinan Sultan Maulana Muhammad Kasimuddin tidak berlangsung lama. Ia pun wafat pada tahun 1925 sepulang memburu rusa dikarenakan sakit. Dan untuk mengenang nama beliau hingga kini penduduk setempat meresmikan mushola yang pernah ia bangun menjadi sebuah masjid Sultan Maulana Muhammad Kasimuddin di Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan.
Baca juga: Inilah Alasan Mengapa Islam Melarang Makan, Minum, dan Kencing Berdiri
5. H. Yusuf bin H. Muda (1896-1916)
Siapa sih yang tidak mengenal tokoh yang satu ini. Dialah H. Yusuf bin H. Muda yang merupakan penduduk asli paguntaka. H. Yusuf bin H. Muda merupakan seorang tokoh agama dan juga seorang saudagar yang kaya raya di masanya. Beliau adalah seorang saudagar sapi yang telah merambah dunia nasional maupun internasional. Bahkan penjualan sapinya sampai ke sampoerna Sabah Malaysia. Pada masa pemerintahan Raja Datu Adil, H. Yusuf bin H. Muda diangkat sebagai seorang Sekretaris Kerajaan. Beliaulah yang mengatur segala urusan administrasi kerajaan pada waktu itu. Selain sebagai bangsawan kerajaan, ia juga adalah seorang ulama mashur yang memiliki pengaruh yang besar. Bahkan kemashuran H. Yusuf bin H. Muda ini terdengar sampai ke Makkah. H. Yusuf bin H. Muda adalah seorang yang diberikan kuasa oleh Raja Datu Adil sebagai pemegang Cap/Stempel Kerajaan, tanpa Cap dari H. Yusuf segala urusan administrasi akan kacau. Beliau pada masanya terkenal sebagai seorang ulama yang tegas namun baik dan bijaksana. Pada saat Raja Datu Adil diasingkan ke Manado, H. Yusuf sebagai Sekretaris juga ikut dalam pengasingan tersebut akibat adanya propaganda politik di seputar Kesultanan Bulungan pada waktu itu. Namun, H. Yusuf hanya mendapatkan hukuman 1 tahun penjara di Bulungan. Selepas dari masa tahanan H. Yusuf bin H. Muda berhasil mendirikan serikat Islam melalui sebuah Partai Islam. Namun, partai yang ia dirikan mendapati perlawanan oleh pihak Belanda. Dan akhirnya ia pun hijrah menuju Malinau dan beliau menetap dan meninggal di sana.
6. H. Abdul Hamid (1920-1950)
H. Abdul Hamid meruapakan seorang pemuka agama dan juga merupakan seorang imam pertama di Masjid Nurul Islam Marconi Kota Tarakan. Masjid Nurul Islam adalah masjid pertama yang didirikan di Kota Tarakan atau masjid tertua. H. Abdul Hamid selain sebagai imam di masjid beliau juga bertugas sebagai seorang penghulu dalam hal menikahkan orang-orang yang sudah layak menikah. H. Abdul Hamid adalah Keturunan dari Syekh Arsyad Al- Banjari Kalimantan Selatan. Beliau terkenal sebagai sosok yang alim dan sangat berpengaruh dalam syiar Islam di Tarakan. Di masjid Nurul Islam inilah ia sering melantunkan bacaan Al-Qur'an, mengajarkan mengaji dan tata cara shalat yang baik dan benar menurut Anjuran Rasulullah Saw. Hingga kini, Masjid Nurul Islam Marconi merupakan masjid tertua yang kini masih tegak berdiri di Jalan Marconi Kota Tarakan.
7. H. Saad Selayung (1960-2004)
H. Saad Selayung merupakan imam besar yang mashur. Kemashurannya tidak hanya terdengar di Kota Kelahirannya yakni Kota Tarakan. Akan tetapi kemashurannya sampai ke Kota Makkah. Beliau adalah salah seorang tokoh agama yang sangat berpengaruh bagi masyarakat Tarakan. Beliau merupakan penggagas berdirinya Masjid Al-Ma'arif Selumit yang terletak di poros jalan pusat kota. Beliau juga merupakan murid Habib Alawy bin Syekh bin Alkaff Qatmyr. Keilmuan beliau tidak dapat diragukan lagi. Terlebih bacaan Qur'annya. Ia sangat jago dalam melantunkan ayat suci Al-Qur'an dengan suara yang merdu dan makhorijul huruf yang fasih. Beliau juga pernah menjadi finalis Musabaqah Tilawatil Qur'an dan Dewan Hakim Musabaqah Tilawatil Qur'an bidang Lagu dan Suara. Murid-murid beliau ada di mana-mana. Bahkan lulusan dari didikannya rata-rata pernah menjuarai MTQ Nasional hingga Internasional. Meskipun H. Saad Selayung telah wafat, jasa dan ilmunya terus mengalir dan menjadi amal jariyah buatnya. Dan kenangan terhadap sosok beliau selalu dikenang hingga kini oleh warga Kota Tarakan.
Inilah 7 Tokoh Agama Berpengaruh di Kalimantan Utara. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat buat Anda dan dapat menambah informasi dan memperkaya khasanah ilmu. Salam Owner Pagunpost.Com. Jangan lupa membaca tulisan kami lainnya yah...... :-)
1. Alawy bin Syekh Alkaff Qatmyr (1837-1942)
Alawy bin Syekh Alkaff Qatmyr merupakan keturunan langsung dari Baginda Rasulullah Saw. Beliau adalah keturunan dari seorang ulama besar yakni Syekh bin Alwy Alkaff. Alawy bin Syekh Alkaff merupakan seorang ulama yang berasal dari Kota Tarim, Yaman. Dari Kota Tarim, Yaman beliau berangkat menuju Indonesia untuk menyebarkan syiar agama tepatnya di Kota Palembang. Pada saat ia berdakwah tentunya tidak sedikit perlawanan dan kecaman datang silih berganti, baik dari kalangan masyarakat hingga pada masa periode masuknya pihak Belanda ke Indonesia. Namun, Usahanya untuk dapat menyiarkan Islam tetap terpatri di jiwanya. Setelah itu, beliau kemudian Hijrah menuju wilayah Indonesia bagian utara, yakni Kalimantan Utara. Beliau melanjutkan syiarnya di daerah Kabupaten (sekarang) Tana Tidung. Kitab-kitab beliau amatlah banyak, namun, kitab beliau tidak tahu ke mana rimbanya. Bahkan, menurut kesaksian masyarakat dan murid-muridnya semasih hidup, beliau merupakan seorang ulama yang disegani dan ditakuti oleh para pihak Belanda pada masa itu. Di Kabupaten Tana Tidung-lah misi terakhirnya dalam menyebarkan syiar agama hingga beliau menutup mata dan wafat di sana.
Baca juga: Tips Agar Shalat Bisa Khusyuk
2. Muhammad bin Abdullah bin Alwy Al-Marzaq (1756-1796)
Muhammad bin Abdullah bin Alwy Al-Marzaq adalah sosok seorang ulama yang alim dan bijaksana. Ia lahir pada tahun 1668 M di Kutai Kartanegara Kalimantan Timur (periode Kerajaan Kutai Kartanegara). Ayahnya Abdullah bin Alwy Al-Marzaq adalah seorang ulama yang mashur. Bahkan pada zaman dinasti Kerajaan Kutai Kartanegara ia diangkat sebagai penasehat kerajaan. Ibunya merupakan seorang adik dari Bangsawan Lamohang Daeng Mangkona (Kerajaan Bugis). Muhammad bin Abdullah bin Alwy Al-Marzaq memiliki misi syiar ke wilayah Kalimantan Timur bagian utara (Kalimantan Utara sekarang). Ia berdakwah di Kota Tarakan Kalimantan Utara. Ketika beliau berdakwah, tentunya mendapati perlawanan keras dari masyarakat yang tidak mau adanya agama. Namun, beliau berupaya keras untuk dapat menanamkan kalimat tauhid di hati setiap insan di bumi paguntaka. Dan akhirnya sedikit-demi sedikit masyarakat memegang teguh agama Islam. Namun, tidak lepas dari itu, perlawanan dari para elit Belanda juga datang silih berganti padanya. Ia tetap berpendirian teguh untuk dapat menyebarkan syiar Islam hingga akhirnya ia menutup mata dan wafat di Kota Tarakan, tepatnya di samping Rumah Adat Tidung di Telaga Indor Kota Tarakan.
3. Sultan Amiril Mukminin (1731-1777)
Sultan Amiril Mukminin adalah seorang pemuka agama yang berasal dari keturunan bangsawan kesultanan Bulungan. Beliau adalah sosok yang dikenal sebagai seorang yang cerdas, arif dan bijaksana dalam menetapkan keputusan. Tidak ada yang tidak mengenal sosok Sultan Amiril Mukminin. Pada masanya, ia berhasil mendirikan sekolah Islam sebagai wadah belajar dan menuntut ilmu bagi kerabat kerajaan dan rakyatnya. Untuk dapat menjalankan pendidikan pada masa itu, ia mengambil para pengajar dari kalangan ulama Arab yang sempat singgah dalam urusan dagang. Proses pembelajaran berlangsung di langgar atau mushola yang ia dirikan. Proses pembelajaran berjalan efektif dan efesien meskipun terdapat beberapa kendala, ia pun terdaftar sebagai seorang pengajar di sekolah yang ia bangun. Namun upayanya dalam menciptakan pendidikan dapat dibilang berhasil. Sultan Amiril Mukminin sangat dicintai oleh rakyatnya. Kecintaan rakyatnya dapat terlihat dengan antusias mereka dalam mengikuti segala perintah yang ia jalankan. Namun, masa keemasan Sultan Amiril Mukminin tidak berlangsung lama, ia pun meninggal pada tahun 1777 M, dan Takhta Kepemimpinan pun diambil alih oleh putranya yang bernama Aji Ali yang bergelar Sultan Alimuddin.
4. Sultan Maulana Muhammad Kasimuddin (1901-1925)
Sultan Maulana Muhammad Kasimuddin juga merupakan sosok yang sangat dikenang oleh rakyatnya. Pada masa pemerintahan Sultan Maulana Muhammad Kasimuddin daerah Bulungan semakin berkembang karena adanya penerimaan royalty tambang minyak di Kota Tarakan, dimana pada saat yang sama Raja Tarakan Datu Adil sedang berada di Manado melangsungkan masa tahanan. Sultan Kasimuddin begitulah sapaan akrab rakyanya padanya. Agar kehidupan rakyatnya semakin maju, ia pun membangun sebuah lembaga pendidikan dan pengajaran dari sebuah mushola yang ia dirikan. Proses pembelajaran pun berlangsung khidmat. Dimana mushola tidak hanya sebagai tempat ibadah namun juga sebagai wadah untuk menuntut ilmu. Kebijaksanaan dan kebaikan Sultan Muhammad Kasimuddin membekas di hati rakyatnya. Namun, masa kepemimpinan Sultan Maulana Muhammad Kasimuddin tidak berlangsung lama. Ia pun wafat pada tahun 1925 sepulang memburu rusa dikarenakan sakit. Dan untuk mengenang nama beliau hingga kini penduduk setempat meresmikan mushola yang pernah ia bangun menjadi sebuah masjid Sultan Maulana Muhammad Kasimuddin di Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan.
Baca juga: Inilah Alasan Mengapa Islam Melarang Makan, Minum, dan Kencing Berdiri
5. H. Yusuf bin H. Muda (1896-1916)
Siapa sih yang tidak mengenal tokoh yang satu ini. Dialah H. Yusuf bin H. Muda yang merupakan penduduk asli paguntaka. H. Yusuf bin H. Muda merupakan seorang tokoh agama dan juga seorang saudagar yang kaya raya di masanya. Beliau adalah seorang saudagar sapi yang telah merambah dunia nasional maupun internasional. Bahkan penjualan sapinya sampai ke sampoerna Sabah Malaysia. Pada masa pemerintahan Raja Datu Adil, H. Yusuf bin H. Muda diangkat sebagai seorang Sekretaris Kerajaan. Beliaulah yang mengatur segala urusan administrasi kerajaan pada waktu itu. Selain sebagai bangsawan kerajaan, ia juga adalah seorang ulama mashur yang memiliki pengaruh yang besar. Bahkan kemashuran H. Yusuf bin H. Muda ini terdengar sampai ke Makkah. H. Yusuf bin H. Muda adalah seorang yang diberikan kuasa oleh Raja Datu Adil sebagai pemegang Cap/Stempel Kerajaan, tanpa Cap dari H. Yusuf segala urusan administrasi akan kacau. Beliau pada masanya terkenal sebagai seorang ulama yang tegas namun baik dan bijaksana. Pada saat Raja Datu Adil diasingkan ke Manado, H. Yusuf sebagai Sekretaris juga ikut dalam pengasingan tersebut akibat adanya propaganda politik di seputar Kesultanan Bulungan pada waktu itu. Namun, H. Yusuf hanya mendapatkan hukuman 1 tahun penjara di Bulungan. Selepas dari masa tahanan H. Yusuf bin H. Muda berhasil mendirikan serikat Islam melalui sebuah Partai Islam. Namun, partai yang ia dirikan mendapati perlawanan oleh pihak Belanda. Dan akhirnya ia pun hijrah menuju Malinau dan beliau menetap dan meninggal di sana.
6. H. Abdul Hamid (1920-1950)
H. Abdul Hamid meruapakan seorang pemuka agama dan juga merupakan seorang imam pertama di Masjid Nurul Islam Marconi Kota Tarakan. Masjid Nurul Islam adalah masjid pertama yang didirikan di Kota Tarakan atau masjid tertua. H. Abdul Hamid selain sebagai imam di masjid beliau juga bertugas sebagai seorang penghulu dalam hal menikahkan orang-orang yang sudah layak menikah. H. Abdul Hamid adalah Keturunan dari Syekh Arsyad Al- Banjari Kalimantan Selatan. Beliau terkenal sebagai sosok yang alim dan sangat berpengaruh dalam syiar Islam di Tarakan. Di masjid Nurul Islam inilah ia sering melantunkan bacaan Al-Qur'an, mengajarkan mengaji dan tata cara shalat yang baik dan benar menurut Anjuran Rasulullah Saw. Hingga kini, Masjid Nurul Islam Marconi merupakan masjid tertua yang kini masih tegak berdiri di Jalan Marconi Kota Tarakan.
7. H. Saad Selayung (1960-2004)
H. Saad Selayung merupakan imam besar yang mashur. Kemashurannya tidak hanya terdengar di Kota Kelahirannya yakni Kota Tarakan. Akan tetapi kemashurannya sampai ke Kota Makkah. Beliau adalah salah seorang tokoh agama yang sangat berpengaruh bagi masyarakat Tarakan. Beliau merupakan penggagas berdirinya Masjid Al-Ma'arif Selumit yang terletak di poros jalan pusat kota. Beliau juga merupakan murid Habib Alawy bin Syekh bin Alkaff Qatmyr. Keilmuan beliau tidak dapat diragukan lagi. Terlebih bacaan Qur'annya. Ia sangat jago dalam melantunkan ayat suci Al-Qur'an dengan suara yang merdu dan makhorijul huruf yang fasih. Beliau juga pernah menjadi finalis Musabaqah Tilawatil Qur'an dan Dewan Hakim Musabaqah Tilawatil Qur'an bidang Lagu dan Suara. Murid-murid beliau ada di mana-mana. Bahkan lulusan dari didikannya rata-rata pernah menjuarai MTQ Nasional hingga Internasional. Meskipun H. Saad Selayung telah wafat, jasa dan ilmunya terus mengalir dan menjadi amal jariyah buatnya. Dan kenangan terhadap sosok beliau selalu dikenang hingga kini oleh warga Kota Tarakan.
Inilah 7 Tokoh Agama Berpengaruh di Kalimantan Utara. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat buat Anda dan dapat menambah informasi dan memperkaya khasanah ilmu. Salam Owner Pagunpost.Com. Jangan lupa membaca tulisan kami lainnya yah...... :-)
0 Response to "7 Tokoh Agama Berpengaruh di Kalimantan Utara "
Posting Komentar
Jika ada pertanyaan/masukan, silakan tulis di kolom komentar.
Klik centang "beri tahu saya" untuk mendapatkan notifikasi balasan.
Terima kasih!